Banyak sekali faktor yang
mempengaruhi seseorang dalam melakukan suatu pembelian. Dalam hal ini, kelas
sosial dan status seseorang dapat mempengaruhi pembelian seseorang. Bagaimana?
Mari kita bahas satu per satu...
A. PENGERTIAN KELAS SOSIAL
Kelas sosial
didefinisikan sebagai suatu strata ( lapisan ) orang-orang yang berkedudukan
sama dalam kontinum ( rangkaian kesatuan ) status sosial. Definisi ini
memberitahukan bahwa dalam masyarakat terdapat orang-orang yang secara
sendidi-sendidi atau bersama-sama memiliki kedudukan social yang kurang lebih
sama. Mereka yang memiliki kedudukan kurang lebih sama akan berada pada suatu
lapisan yang kurang lebih sama pula.
Kelas sosial
didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki
status kelas yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif
mempunyai status yang sama, dan para anggota kelas lainnya mempunyai status
yang lebih tinggi atau lebih rendah. Kategori kelas sosial biasanya disusun
dalam hierarki, yang berkisar dari status yang rendah sampai yang tinggi.
Dengan demikian, para anggota kelas sosial tertentu merasa para anggota kelas
sosial lainnya mempunyai status yang lebih tinggi maupun lebih rendah dari pada
mereka. Aspek hierarkis kelas sosial penting bagi para pemasar. Para konsumen
membeli berbagai produk tertentu karena produk-produk ini disukai oleh anggota
kelas sosial mereka sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan para konsumen
mungkin menghindari berbagai produk lain karena mereka merasa produk-produk
tersebut adalah produk-produk “kelas yang lebih rendah”.
Pendekatan
yang sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai kategori
yang luas berikut ini: ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif
dari kelas sosial. Peneliti konsumen telah menemukan bukti bahwa di setiap
kelas sosial, ada faktor-faktor gaya hidup tertentu ( kepercayaan, sikap,
kegiatan, dan perilaku bersama ) yang cenderung membedakan anggota setiap kelas
dari anggota kelas sosial lainnya.
Para
individu dapat berpindah ke atas maupun ke bawah dalam kedudukan kelas sosial
dari kedudukan kelas yang disandang oleh orang tua mereka. Yang paling umum
dipikirkan oleh orang-orang adalah gerakan naik karena tersedianya pendidikan
bebas dan berbagai peluang untuk mengembangkan dan memajukan diri.
Dengan
mengenal bahwa para individu sering menginginkan gaya hidup dan barang-barang
yang dinikmati para anggota kelas sosial yang lebih tinggi maka para pemasar
sering memasukkan simbol-simbol keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik
sebagai produk maupun sebagai hiasan dalam iklan yang ditargetkan pada audiens
kelas sosial yang lebih rendah.
B. PENGERTIAN STATUS SOSIAL
Status
sosial adalah sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki seseorang dalam
masyarakatnya (menurut Ralph Linton). Orang yang memiliki status sosial yang
tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan
dengan orang yang status sosialnya rendah.
C. PENGERTIAN STRATIFIKASI SOSIAL
Stratifikasi
sosial adalah pengkelasan / penggolongan / pembagian masyarakat secara vertikal
atau atas bawah. Contohnya seperti struktur organisasi perusahaan di mana
direktur berada pada strata / tingkatan yang jauh lebih tinggi daripada
struktur mandor atau supervisor di perusahaan tersebut.
D. PENGERTIAN DIFERENSIASI SOSIAL
Diferensiasi
sosial adalah pengkelasan / penggolongan / pembagian masyarakat secara
horisontal atau sejajar. Contohnya seperti pembedaan agama di mana orang yang
beragama islam tingkatannya sama dengan pemeluk agama lain seperti agama konghucu,
budha, hindu, katolik dan kristen protestan.
Kelas sosial
dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Kelas
Sosial Atas
2. Kelas
Sosial Menengah
3. Kelas
Sosial Bawah
Kelas sosial
atas biasanya mendapat penghormatan atau di hormati oleh kelas sosial dibawahnya
karena beberapa keunggulan yang dimiliki kelas sosial atas misalnya kedudukan
sosialnya maupun kekayaanya. Setiap kelas sosial yang ada, mereka yang ada di
dalamnya biasanya memiliki kebiasaan dan perilaku dan gaya hidup yang sama.
Misalnya kelas sosial atas kebiasaan belanjanya ke Mall atau ke super Market
yang ada.
Kelas bawah
tentunya akan belanja di warung-warung terdekat dengan pola makan seadanya
bahkan sering kita jumpai mereka makan jauh dari kebutuhan gizi yang
diperlukan. Pola-pola sosial dan gaya hidup telah memberikan kesadaran mereka
akan kelas sosial yang mereka miliki, walaupun mereka tidak menghendaki untuk
menduduki kelas sosial bawah, namun mereka menyadari kelas sosial yang mereka
miliki atau digolongkan; oleh karena itu kesadaran kelas sosial ini akan
membawa konsekuensi pola-pola perilaku yang berbeda antara kelas sosial satu
dengan kelas sosial yang lain.
Pola-pola
sosial dan gaya hidup masing-masing kelas sosial menjadikan kelas social yang
mereka miliki sebagai sebuah sub-culture dalam suatu struktur social.
Seolah-olah setiap anggota dari kelas sosial tertentu dilihat berbeda dengan
anggota kelas sosial yang lain dan mereka seakan akan mempunyai hak dan
kewajiban berbeda dalam kehidupan masyarakatnya.
Kelas sosial
dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu :
1. Kelas Sosial Terbuka
Walaupun
besar kecilnya kelas sosial tidak dapat diukur, namun secara umum dapat
diketahui bahwa bentuk stratifikasi sosial di mana kelas sosial ada di dalamnya
adalah berbentuk pyramid runcing keatas dengan pembagian kelas sosial atas
paling sedikit, disusul kemudian kelas sosial menengah dan kelas social bawah
paling banyak jumlahnya.
Kelas sosial
terubuka memungkinkan anggota kelas sosial yang ada berpindah atau bergeser ke
kelas sosial yang lain baik vertilkal ke atas maupun vertical ke bawah. Kelas
sosial terbuka biasanya terdapat pada masyarakat modern dimana keterkaitan
dengan adat semakin kecil, sehingga symbol-simbol adat yang ada sebagai symbol
dari kelas sosial tertentu sudah tidak ada lagi.
Masyarakat
modern biasanya menggunakan berbagai simbol-simbol kelas sosialnya dengan
panghasilan dan kekayaan yang dapat di wujudkan dengan gedung mewah maupun
mobil serta pola dan gaya hidup kelas atas.
Batas-batas
kelas sosial sebenarnya tidak jelas sekali sehingga sangat mungkin terjadi
interaksi atar kelas atas bawah dengan kelas menengah atas , maupun kelas
menengah bawah dengan kelas bawah atas. Kenyataan semacam ini untuk menunjukan
bahwa kelas sosial adalah konsep sosiologis dan ilmiah yang dalam kenyataan
dalam kehidupan masyarakat tidak ada. Gambaran di atas juga menjelaskan bahwa
yang mempengaruhi kelas sosial juga sangat relative satu dengan yang lain dan
kedudukan seseorang dalam masyarakat adalah hasil totalitas dari kriteria
penentuan kelas sosial yang ada. Misalnya dalam hal pendidikan memiliki gelar
S3, namun secara ekonomi masuk kelas menengah, tetapi pengaruh di dalam
kehidupan masyarakat sangat besar; maka mereka masih tetap digolongkan pada
kelas sosial tinggi.
Demikian
juga halnya orang yang memiliki gelar sarjana dan belum memilki pekerjaan
maupun penghasilan serta rumah dapat dimasukan ke kelas menengah dan tidak pada
kelas bawah. Relativitas yang ada dalam penentuan kelas sosial bagi seseorang
adalah kompleksitas dan totalitas dari kedudukan sosial yang dimilki dan itu
bersumber dari penilaian masyarakatnya dan bukan penilain dari dirinya sendiri.
2. Kelas Sosial Tertutup
Kelas sosial
dikategorikan tertutup manakala sedikit kemungkinan orang bergeser dari kelas
sosial tertentu ke kelas sosial yang lain, baik vertikal ke atas maupun
vertikal ke bawah. Kasta di masyarakat India misalnya merupakan salah satu
contoh kelas sosial yang bersifat tertutup, system kelas sosial kasta tidak
memungkinkan orang untuk berpindah kasta apalagi dari kasta ke kasta atas.
Kedudukan sosial seseorang diperoleh melalui jalur keturunan atau hubungan
darah.
Masyarakat
tradisional status keluarga sangat menentukan kelas sosial bagi keturunannya.
Kwelas bangsawan biasanya anaknya akan dengan sendirinya anak mereka termasuk
kelas bangsawan dengan symbol-simbol kebangsawanan yang dimiliki dengan gelar
ataupun perilaku yang menunjukan kelasnya.
Simbol-simbol
kelas sosial yang ada pada masyarakat tradisional seperti pakaian dengan
perhiasan mas intan permata, pakaian berbulu , maupun urnamen gading gajah dan
lain sebagainya sekarang mulai hilang digantikan dengan symbol-simbol yang
lebih bersifat kekayaan dan ekonomis.
E. Klasifikasi
Kelas Sosial
Pembagian
Kelas Sosial terdiri atas 3 bagian yaitu:
a)
Berdasarkan
Status Ekonomi.
1)
Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi kelas atau golongan:
dan;
- Golongan
sangat kaya
- Golongan
kaya
- Golongan
miskin
Aristoteles
menggambarkan ketiga kelas tersebut seperti piramida:
1. Golongan
Sangat Kaya
2. Golongan
Kaya
3. Golongan
Miskin
Ket :
Golongan
pertama : merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat. Mereka terdiri dari
pengusaha, tuan tanah dan bangsawan.
Golongan
kedua : merupakan golongan yang cukup banyak terdapat di dalam masyarakat.
Mereka terdiri dari para pedagang, dsbnya.
Golongan
ketiga : merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat. Mereka kebanyakan
rakyat biasa.
2)
Karl Marx juga membagi masyarakat menjadi tiga golongan, yakni:
a. Golongan
kapitalis atau borjuis : adalah mereka yang menguasai tanah dan alat produksi.
b. Golongan
menengah : terdiri dari para pegawai pemerintah.
c. Golongan
proletar : adalah mereka yang tidak memiliki tanah dan alat produksi. Termasuk
didalamnya adalah kaum buruh atau pekerja pabrik.
Menurut Karl
Marx golongan menengah cenderung dimasukkan ke golongan kapatalis karena dalam
kenyataannya golongan ini adalah pembela setia kaum kapitalis. Dengan demikian,
dalam kenyataannya hanya terdapat dua golongan masyarakat, yakni golongan
kapitalis atau borjuis dan golongan proletar.
3)
Pada masyarakat Amerika Serikat, pelapisan masyarakat dibagi menjadi enam kelas
yakni:
a. Kelas
sosial atas lapisan atas ( Upper-upper class)
b. Kelas
sosial atas lapisan bawah ( Lower-upper class)
c. Kelas
sosial menengah lapisan atas ( Upper-middle class)
d. Kelas
sosial menengah lapisan bawah ( Lower-middle class)
e. Kelas
sosial bawah lapisan atas ( Upper lower class)
f. Kelas
sosial lapisan sosial bawah-lapisan bawah ( Lower-lower class)
1.
Upper-upper class
2.
Lower-upper class
3.
Upper-middle class
4.
Lower-middle class
5.
Upper-lower class
6.
Lower-lower class
Kelas sosial
pertama : keluarga-keluarga yang telah lama kaya.
Kelas sosial
kedua : belum lama menjadi kaya
Kelas sosial
ketiga : pengusaha, kaum profesional
Kelas sosial
keempat : pegawai pemerintah, kaum semi profesional, supervisor, pengrajin
terkemuka
Kelas sosial
kelima : pekerja tetap (golongan pekerja)
Kelas sosial
keenam : para pekerja tidak tetap, pengangguran, buruh musiman, orang
bergantung pada tunjangan.
4)
Dalam masyarakat Eropa dikenal 4 kelas, yakni:
1. Kelas
puncak (top class)
2. Kelas
menengah berpendidikan (academic middle class)
Kelas
menengah ekonomi (economic middle class)
3. Kelas
pekerja (workmen dan Formensclass)
4. Kelas
bawah (underdog class)
b)
Berdasarkan
Status Sosial
Kelas sosial
timbul karena adanya perbedaan dalam penghormatan dan status sosialnya.
Misalnya, seorang anggota masyarakat dipandang terhormat karena memiliki status
sosial yang tinggi, dan seorang anggota masyarakat dipandang rendah karena
memiliki status sosial yang rendah.
Contoh :
Pada
masyarakat Bali, masyarakatnya dibagi dalam empat kasta, yakni Brahmana,
Satria, Waisya dan Sudra. Ketiga kasta pertama disebut Triwangsa. Kasta keempat
disebut Jaba. Sebagai tanda pengenalannya dapat kita temukan dari gelar
seseorang. Gelar Ida Bagus dipakai oleh kasta Brahmana, gelar cokorda, Dewa,
Ngakan dipakai oleh kasta Satria. Gelar Bagus, I Gusti dan Gusti dipakai oleh
kasta Waisya, sedangkan gelar Pande, Khon, Pasek dipakai oleh kasta Sudra.
c)
Berdasarkan
Status Politik
Secara
politik, kelas sosial didasarkan pada wewenang dan kekuasaan. Seseorang yang
mempunyai wewenang atau kuasa umumnya berada dilapisan tinggi, sedangkan yang
tidak punya wewenang berada dilapisan bawah. Kelompok kelas sosial atas antara
lain:
- pejabat
eksekutif, tingkat pusat maupun desa.
- pejabat
legislatif, dan
- pejabat
yudikatif.
Pembagian
kelas-kelas sosial dapat kita lihat dengan jelas pada hirarki militer.
A. Kelas
Sosial Atas (perwira) Dari pangkat Kapten hingga Jendral
B. Kelas
sosial menengah (Bintara) Dari pangkat Sersan dua hingga Sersan mayor
C. Kelas
sosial bawah (Tamtama) Dari pangkat Prajurit hingga Kopral kepala
F. Definisi
Kelas Sosial
Berdasarkan
karakteristik Stratifikasi sosial, dapat kita temukan beberapa pembagian kelas
atau golongan dalam masyarakat. Istilah kelas memang tidak selalu memiliki arti
yang sama, walaupun pada hakekatnya mewujudkan sistem kedudukan yang pokok
dalam masyarakat. Pengertian kelas sejalan dengan pengertian lapisan tanpa
harus membedakan dasar pelapisan masyarakat tersebut.
Kelas Sosial
atau Golongan sosial mempunyai arti yang relatif lebih banyak dipakai untuk
menunjukkan lapisan sosial yang didasarkan atas kriteria ekonomi.
Jadi,
definisi Kelas Sosial atau Golongan Sosial ialah:
Sekelompok
manusia yang menempati lapisan sosial berdasarkan kriteria ekonomi.
G. Pengertian
Status Sosial
Setiap
individu dalam masyarakat memiliki status sosialnya masing-masing. Status
merupakan perwujudan atau pencerminan dari hak dan kewajiban individu dalam
tingkah lakunya. Status sosial sering pula disebut sebagai kedudukan atau
posisi, peringkat seseorang dalam kelompok masyarakatnya.
Pada semua
sistem sosial, tentu terdapat berbagai macam kedudukan atau status, seperti
anak, isteri, suami, ketua RW, ketua RT, Camat, Lurah, Kepala Sekolah, Guru
dsbnya.
Dalam teori
sosiologi, unsur-unsur dalam sistem pelapisan masyarakat adalah kedudukan
(status) dan peranan ( role). Kedua unsur ini merupakan unsur baku dalam
pelapisan masyarakat. Kedudukan dan peranan seseorang atau kelompok memiliki
arti penting dalam suatu sistem sosial.
Apa itu sistem sosial ?
Sistem
sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal balik dan tingkah laku
individu-individu dalam masyarakat dan hubungan antara individu dan
masyarakatnya. Status atau kedudukan adalah posisi seseorang dalam suatu
kelompok sosial atau kelompok masyarakat.
H. Cara
Memperoleh Status
Bagaimana
cara individu memperoleh statusnya? Cara-cara memperoleh status atau kedudukan
adalah sbb:
a. Ascribed
Status adalah keuddukan yang diperoleh secara otomatis tanpa usaha. Status ini
sudah diperoleh sejak lahir.
Contoh:
Jenis kelamin, gelar kebangsawanan, keturunan, dsb.
b. Achieved
Status adalah kedudukan yang diperoleh seseorang dengan disengaja.
Contoh:
kedudukan yang diperoleh melalui pendidikan guru, dokter, insinyur, gubernur,
camat, ketua OSIS dsb.
c. Assigned
Status merupakan kombinasi dari perolehan status secara otomatis dan status
melalui usaha. Status ini diperolah melalui penghargaan atau pemberian dari
pihak lain, atas jasa perjuangan sesuatu untuk kepentingan atau kebutuhan
masyarakat.
Contoh:
gelar kepahlawanan, gelar pelajar teladan, penganugerahan Kalpataru dsb.
I. Akibat
Adanya Status Sosial
Kadangkala
seseorang/individu dalam masyarakat memiliki dua atau lebih status yang
disandangnya secara bersamaan. Apabila status-status yang dimilikinya tersebut
berlawanan akan terjadi benturan atau pertentangan. Hal itulah yang menyebabkan
timbul apa yang dinamakan Konflik Status. Jadi akibat yang ditimbulkan dari
status sosial seseorang adalah timbulnya konflik status.
Macam-macam
Konflik Status:
a. Konflik
Status bersifat Individual:
Konflik
status yang dirasakan seseorang dalam batinnya sendiri.
Contoh:
- Seorang wanita harus memilih sebagai wanita karier atau ibu rumah tangga
-
Seorang anak harus memilih meneruskan kuliah atau bekerja.
b. Konflik
Status Antar Individu:
Konflik
status yang terjadi antara individu yang satu dengan individu yang lain, karena
status yang dimilikinya.
Contoh:
- perebutan warisan antara dua anak dalam keluarga
- Tono
beramtem dengan Tomi gara-gara sepeda motor yang dipinjamnya dari kakak mereka.
c. Konflik
Status Antar Kelompok:
Konflik
kedudukan atau status yang terjadi antara kelompok yang satu dengan kelompok
yang lain.
Contoh:
Peraturan yang dikeluarkan satu departemen bertentangan dengan peraturan
departemen yang lain. DPU (Dinas Pekerjaan Umum) yang punya tanggung jawab
terhadap jalan-jalan raya, kadang terjadi konflik dengan PLN (Perusahaan
LIstrik Negara) yang melubangi jalan ketika membuat jaringan listrik baru. Pada
waktu membuat jaringan baru tersebut, kadangkala pula berkonflik dengan TELKOM
karena merusak jaringan telpon dan dengan PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum)
karena membocorkan pipa air. Keempat Instansi tersebut akan saling berbenturan
dalam melaksanakan statusnya masing-masing.
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar