Indomie sebagai Pilihan Masyarakat Indonesia



            Tuntutan akan kecepatan dan kepraktisan yang hampir menyentuh seluruh aspek kehidupan dan kelompok masyarakat melahirkan budaya instan termasuk pada hal makanan. Banyak sekali makanan instan, salah satu jenis makanan instan yang cukup popular adalah mi instan. Keberadaan mi instan di Indonesia bisa dikatakan luar biasa. Hampir di segala penjuru kita dapat menemuinya.

Salah satu produk makanan instan ini adalah mie indomie. Mie instan yang pertama kali hadir dan sampai  sekarang memimpin pasar mi instant di Indonesia ini, telah melakukan banyak terobosan dalam menjaga keutuhan pangsa pasar dan bahkan meningkatkannya. Salah satu produk Indomie yang diluncurkan adalah dalam program Lintas Budaya Nusantara adalah Indomie Selera Nusantara (ISN). ISN merupakan hasil dari pengembangan produk yang mengangkat cita rasa makanan khas daerah di Indonesia. Selain itu, harga yang cukup terjangkau dan varian rasa yang beragam yang kemudian menyebabkan konsumen untuk memutuskan membeli produk mie instan merk indomie. Serta kualitas yang selalu terjaga sehingga konsumen tetap bertahan pada mie instan merk indomie tersebut.

            Dari penuturan diatas dapat disimpulkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen memilih indomie.
Faktor-Faktor Masyarakat memilih Indomie :

Efisiensi
Dalam segi Keefisiensian mie instant merupakan makanan yang praktis, mudah dalam proses memasak juga dalam proses penyajiannya. Bumbu yang dibutuhkan pun sudah ada didalamnya dengan takaran yang sesuai hingga menghasilkan rasa yang pas dan enak. Dan salah satunya terdapat di merek Indomie walaupun di merek-merek mie instant lainnya juga seperti itu.

Waktu
Dari zaman Orang Tua kita hingga anaknya besar dan mungkin bahkan sudah menikah sekarang , mereka tetap memilih produk Indomie dalam membeli mie instant karena sudah terpercaya rasa dan kualitasnya. Walaupun beberapa tahun yang lalu Negara luar sempat menarik produk Indomie dari Negara mereka tapi konsumen Indoenesia tetap memilih produk Indomie.

Inovasi
            Perubahan selalu terjadi. Tentunya makanan baru selalu bermunculan, namun untuk meredam hal itu Indomie telah melakukan suatu inovasi yaitu sperti yang dipaparkan di atas mengeluarkan produk “ISN”. Dengan hal semacam ini konsumen bisa mencoba varian rasa yyang berbeda.

Budaya
Faktor Budaya di Indonesia yang mengidentikkan Indomie sebagai trademark mie instant. Setiap kali konsumen ingin membeli mie instant pasti konsumen selalu berkata “Ibu beli Indomie nya satu “ kata-kata itu selalu yang diucapkan konsumen , meski stock Indomie di warung tersebut habis rata-rata konsumen selalu menyebutkan kata Indomie terlebih dahulu setiap membeli mie instant.




“Indomie”


“Indomie” Mie Instan Selera Nusantara

            Mie instan sangat digemari oleh masyarakat. Bagaimana tidak? Dalam segi keefisiensian mie instan merupakan makanan yang praktis, mudah dalam proses memasak juga dalam proses penyajiannya. Dengan harga yang murah pula mie instan cukup dapat mengenyangkan perut kita.

            Kita tak perlu repot-repot, cukup dalam waktu kurang lebih 3 menit mie instan pun siap disajikan. Mie instan pun sangat mudah dijumpai. Oleh karenanya mie instan selalu menjadi pilihan masyarakat untuk mengisi perut mereka. Di negeri kita ini banyak sekali merek-merek mie instan yang cukup familiar di kalangan masyarakat. Sebut saja indomie,sedap,supermi,sarimi, nissin dan masih banyak lagi
.
            Namun yang menarik dalam hal ini, para produsen tersebut berlomba-lomba merangkul para konsumen agar menjadi pealanggan mereka. Mereka bersaing di berbagai  segi diantaranya: segi rasa, harga, kemasan, maupun iklan menjadi faktor untuk para konsumen memilih produknya.

            Indomie untuk saat ini merupakan market leader dalam medan persaingan berbagai produk mi instan di Indonesia. Posisinya yang kuat disebabkan oleh faktor Indomie sebagai produk mi instan yang pertama kali hadir di Indonesia serta strategi promosi dan pemasaran yang gencar.

            Salah satu inovasi mereka baru-baru ini adalah mengeluarkan varian rasa “Indomie Selera Nusantara (ISN)”. Dengan ini mereka menargetkan segmen pasar yang luas. Mereka melihat pangsa pasar di Indonesia yang beragam, karena kita banyak sekali ragam suku dan cita rasa tiap daerah pun berbeda-beda, akhirnya mereka mengeluarkan produk yang mengangkat cita rasa makanan khas daerah di Indonesia.

            Varian rasa ISN ini diantaranya:
§  Indomie Goreng Cakalang
§  Indomie Goreng Rasa Rendang Pedas Medan
§  Indomie Rasa Coto Makassar
§  Indomie Rasa Empal Gentong
§  Indomie Rasa Mi Cakalang
§  Indomie Rasa Mi Kocok Bandung
§  Indomie Rasa Soto Banjar
§  Indomie Rasa Soto Banjar Limau Kulit
§  Indomie Rasa Soto Medan

Oleh karenanya indomie masih bisa bertahan sebagai market leader mie instan di Indonesia. Melakukan inovasi dengan mendesain produk baru setelah menganalisis pasar  notabene konsumen khususnya di Indonesia memilik struktur demografi yang berbeda.




Proses Pengambilan Keputusan oleh Konsumen

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Mengambil atau membuat keputusan, pada dasarnya berarti memilih satu diantara sekian banyak alternative. Misalnya ingin membeli produk atau tidak, tamatan SMA ingin melanjutkan kuliah di universitas negeri atau swasta. Itu adalah salah satu contoh pengambilan keputusan dari 2 pilihan, namun apakah setiap pengambilan keputusan hanya dari 2 pilihan saja? Bagaimana apabila lebih? Bukankah setelah memilih antara kuliah di negeri atau swasta lalu selesai masalahnya? Misalkan mengambil pilihan negeri, negeri masih harus memilih lagi karena universitas negeri tidak hanya satu.
Oelh karena itu mari kita bahaas lebih lanjut bagaimana proses pengambilan keputusan.
Proses pengambilan keputusan terdiri dari lima tahap yaitu:
Pengenalan Masaalah -> Pencarian Informasi  ->  Evaluasi alternatif  ->  Pilihan   -> Evaluasi pascaakuisisi
1.    Pengenalan Masalah
Pengenalan masalah terjadi bila suatu kebutuhan dirasakan oleh keadaan konsumen. Keadaan konsumen dipengaruhi oleh stimulasi. persepsi, aspirasi dan lingkungan (seperti kebudayaan, kelompok acuan, dan gaya hidup).
Yang mempersulit usaha pengambilan keputusan ialah bahwa kondisi dan sifat lingkungan itu tidak selalu dapat diketahui dengan pasti misalnya ketika konsumen menerima stimuli, seperti harga produk yang sangat mahal, penilaian orang lain terhadap pilihan konsumen sangat berpengaruh, ancaman fisik, psikologi maupun sosial yang besar akibat pemakaian produk, konsekuensi untuk menghentikan pemakaian produk lain yang disukai, dan hasil pemakaian masih belum dapat terbukti maka konsumen akan memiliki persepsi bahwa produk tersebut berisiko. Persepsi konsumen adalah menentukan hasil evaluasi pasca pembeliannya.
2.    Pencarian Informasi
Setelah mengindentifikasi masalah, konsumen memulai proses pencarian untuk memperoleh informasi mengenai produk-produk yang mungkin mengeliminasi masalah tersebut. Para peneliti mendapatkan bahwa ada dua jenis proses pencarian konsumen yaitu pencarian internal dan eksternal.
Pencarian internal (internal search) adalah usaha konsumen untuk memanggil kembali memori informasi jangka panjang mengenai merk-merk produk atau jasa yang dapat memecahkan masalah mereka. Yang kemudian nantinya mereka atau konsumen akan memisahkan produk dan merk-merk tersebut kedalam tiga kategori :
a.      Perangkat pertimbangan atau perangkat yang dibangkitkan (consideration set), yaitu merk-merk atau produk-produk yang dapat diterima konsumen
b.      Perangkat lamban (inert set), yaitu merk-merk atau produk-produk diacuhkan oleh konsumen.
c.      Perangkat tak layak (inept set), yaitu merk-merk atau produk-produk dianggap tidak layak.
Pencarian eksternal adalah (external search) adalah meliputi akuisisi informasi dari sumber-sumber luar, seperti teman, periklanan, pengepakan, laporan konsumen dan personil penjualan. Para konsumen terlibat dalam suatu pencarian eksternal dengan tujuan memperoleh informasi yang cukup untuk mengindentifikasikan dan membandingkan alternatif.
Identifikasi jenis-jenis informasi yang dicari konsumen dalam pencarian eksternal, meliputi:
a.    Merek-merek yang alternatif yang tersedia
b.    Kriteria evaluatif yang membandingkan merek
c.    Pentingnya berbagai kriteria evaluatif
d.    Informasi yang membentuk keyakinan ; atribut yang dimiliki merk dan manfaat yang diberikan berbagai atribut.
3.    Evaluasi Alternatif

Inti dari pengambilan keputusan ialah terletak dalam perumusan berbagai alternative. Pada tahap evaluasi alternatif dari proses pemilihan atau akuisisi, konsumen membandingkan pilihan yang di indentifikasikan sebagai cara yang potensial mampu memecahkan masalah yang mengawali proses keputusan. Ketika membandingkan pilihan ini, konsumen membentuk keyakinan, sikap, dan tujuan mengenai alternatif yang dipertimbangkan serta memperhitungkan situasi, kondisi, waktu dan ruang.
Memori, Arti, dan Menilai Kebaikan/Keburukan. dalam mempertimbangkan hasil yang mungkin didapat dari suatu keputusan, para konsumen juga mengingat kembali memori semantic dari peristiwa-peristiwa serupa di masa lalu (Nostalgia). Memori semantic ini memberi arti yang sangat mempengaruhi cara mereka menginterpretasikan dan menilai kebaikan atau keburukan berbagai alternatif yang dihadapi mereka. Nostalgia mengacu pada “keinginan masa lalu, rindu akan hari kemarin, atau kebanggaan atas milik dan kegiata yang berhubungan dengan masa lalu”.
Bagaimana nostalgia mempengaruhi penentuan seseorang tentang kebaikan atau keburukan suatu pilihan? Karena nostalgia mengingat pada pengalaman masa lalu yang lebih menyenangkan daripada sesungguhnya, bila suatu merk dapat berhubungan dengan jenis memori positif ini, maka pengaruh positif dari memori akan diaihkan ke merk.
Kategori Keputusan
a.    Keputusan dalam keadaan ada kepastian (certainty)
Apabila semua informasi yang diperlukan untuk mengambil keputusan lengkap, maka keputusan dikatakan dalam situasi ada kepastian. Dalam keadaan pasti kita dapat meramalkan secara tepat hasil dari setiap tindakan.
Misalnya, di dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali keputusan yang kita ambil dalam situasi ada kepastian. Kita tahu persis arah kemana kita harus pergi untuk menemui dokter pribadi, tempat biasa nongkrong, restoran favorit dan sudah terbayang hasil keputusan yang akan kita peroleh sesuai dengan apa yang kita putuskan seperti obat yang mujarab, hal yang menyenangkan, serrta makanan yang lezat.
b.    Keputusan dalam keadaan ada risiko (risk)
Risiko terjadi jika hasil pengambilan keputusan walaupun tidak diketahui kepastiaanya akan tetapi diketahui nilai kemungkinan (probability). Misalnya anda ingin memutuskan membeli barang , setiap barang dibungkus rapi sehingga anda tidak tahu mana yang bagus, mana yang cacat/rusak.Tetapi seandainya penjual barang tersebut jujur dan anda diberitahu barangnya ada 10 buah dan yang rusak 9 buah. Kemudian anda harus memutuskan jadi membeli atau tidak.
c.    Keputusan dalam keadaan ketidakpastian (uncertainty)
Ketidakpastian akan kita hadapi sebagai pengambilan keputusan kalau hasil keputusan sama sekali tidak tahu karena hal yang akan diputuskan belum pernah terjadi sebelumnya. Misalnya anda baru mengenal seseorang, dia meminjam uang anda sebesar 500.000 untuk modal usaha. Anda sama sekali tidak mengenal orang itu, maka seandainya anda berikan uang sebanyak yang ia inginkan, anda tidak tahu sama sekali berapa probabilitasnya bahwa orang tersebut akan mengembalikan uang yang dipinjamnya tepat pada waktunya.
d.    Keputusan dalam keadaan ada konflik (conflict)
Situasi konflik terjadi kalau kepentingan dua pengambil keputusan atau lebih saling bertentangan (ada konflik) dalam situasi kompetitif. Contohnya kalau pengambil keputusan A memperoleh keuntungan dari suatu tindakan yang dia lakukan, hal itu hanya mungkin terjadi oleh karena pengambil keputusan lainnya, yaitu B, juga mengambil tidakan tertentu. Keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh masing-masing akan saling mempengaruhi baik secara positif maupun negative.
Walaupun kelihatannya sederhana, keputusan dalam situasi dalam konflik seringkali dalam prakteknya menjadi sangat ruwet (kompleks). Misalnya kita dapat dihadapkan pada keadaan yang tak pasti ditambah lagi adanya tindakan pihak lawan yang bisa mempengaruhi hasil keputusan. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan menjadi lebih banyak.
Beberapa kendala dalam pengambilan keputusan
Kendala yang paling kuat dampaknya sesungguhnya bersumber pada diri pengambilan keputusan yang bersangkutan sendiri. Kendala yang paling sering menampakkan diri adalah ketidakmampuan seseorang bertindak tegas. Contohnya :
a.    Kegagalan di masa lalu
Dalam karier seseorang sebagai contohnya, tidak seorangpun yang mencapai nilai keberhasilan seratus persen. Ada saja tindakan dan keputusan yang diambil yang tidak mendatangkan hasil yang diharapkan. Pengalaman pahit demikian tidak jarang menjadi kendala dalam pengambilan keputusan, dan bahkan begitu menghantui seseorang sehingga ia menjadi takut atau ragu-ragu dalam mengambil keputusan.
b.    Konsultasi yang berlebihan
Proses pengambilan keputusan dapat menjadi sangat lamban apabila seorang pengambil keputusan melakukan banyak konsultasi dengan berbagai pihak. Proses konsultasi bukan saja perlu tetapi harus dilakukan, alasan nya ialah bahwa dalam menghadapi situasi problematik , kemampuan seseorang yang terbatas tidak memungkinkan memecahkan masalah tersebut secara tuntas betapa tinggi kemampuannya.
c.    Faktor ketidakpastian
Tidak dapat disangkal bahwa ketidakpastian merupakan salah satu kendala yang dihadapi dalam pengambilan keputusan. Karena itu kemampuan memperhitungkan dan mengatasi kendala tersebut. Ketidakpastian itu menjadi kendala karena :
1).   Kurangnya keyakinan dalam diri pengambil keputusan tentang hasil yang akan diperoleh dari keputusannya.
2).   Preferensi pribadi yang bersangkutan atas alternatif yang mungkin ditempuh, yang bisa saja berbeda dari alternatif yang ditemukan melalui pendekatan ilmiah.
3).   Si pengambil keputusan ragu apakah keputusan baru diperlukan.
d.    Pemahaman yang tidak tepat tentang peranan informasi
Pemahaman yang tidak tepat tentang peranan informasi dalam proses pengambilan keputusan dapat menjadi kendala yang harus disingkirkan. Tidak jarang terdengar keluhan para pengambil keputusan mengatakan , bahwa mereka tidak mengambil keputusan karena mereka tidak memiliki informasi yang cukup. Bukan merupakan peritiwa yang ganjil jika seorang pengambil keputusan menggunakan dalih terlalu banyak informasi sebagai alasan untuk tidak cepat mengambil keputusan.
4.    Pilihan
Setelah mengevaluasi semua alternatif, langkah konsumen berikutnya dalam proses pengambilan keputusan adalah membuat pilihan. Para konsumen memilih merk atau jasa alternatif, dan mereka juga menentukan pilihan diantara toko-toko. Dalam proses pilihan konsumen, konsumen juga dapat memilih alternatif yang tidak dapat dibandingkan (noncomperable alternatives). Misalnya, orang dapat memilih antara menjalani liburan yang mahal dengan membeli mobil, atau membeli perhiasan dan sebagainya.
Bagaimana orang menentukan pilihannya sangat dipengaruhi oleh jenis proses keputusan dimana mereka terlibat. Proses pilihan akan berbeda bila konsumen menggunakan pendekatan keterlibatan tinggi dibandingkan dengan keterlibatan rendah. Demikan pula bila para konsumen menggunakan orientasi pengalaman, maka proses pilhan akan berubah.
a.    Pilihan dengan keterlibatan tinggi.
Menurut kondisi keterlibatan tinggi, konsumen bertindak seolah-olah mereka menggunakan model kompensatori (compensatory models of choice). Menurut model kompensatori pilihan yaitu orang menganalisa setiap alternatif dengan cara evaluatif yang luas sehingga penilaian yang tinggi atas salah satu atribut dapat mengkompensasi penilaian rendah atas atribut lainnya. Dalam jenis proses evaluatif ini, semua informasi mengenai atribut suatu merk digabung ke dalam penilaian merk secara keseluruhan. Prosesnya akan diulang untuk setiap alternatif merk, dan merk yang mempunyai preferensi keseluruhan tertinggi dipilih.
b.    Pilihan dengan keterlibatan rendah.
Keterlibatan rendah konsumen umumnya bertindak seolah-olah mereka menggunakan model pilihan nonkompensatori (noncompensatory model of choice). Menurut penilaian ini, penilaian yang tinggi atas beberapa atribut tidak perlu mengkompensasi penilaian yang rendah atas atribut lainnya. Model nonkompensatori juga disebut model pilihan hirarkis (hierarchical models of choice) karena konsumen dianggap membandingkan alternatif atas atribut-atribut pada suatu waktu. Satu atribut dipilih dan semua alternatif dibandingkan dengannya. Apabila konsumen berada dalam situasi keterlibatan rendah, mereka tidak mau terlibat dengan sejumlah besar pemrosesan informasi yang dibutuhkan oleh model kompensatori.
Model nonkompensatori digunakan sebagai jalan pintas untuk mencapai keputusan yang memuaskan, bukan optimal. Para konsumen seringkali terpaksa untu memutuskan diantara sejumlah besar alternatif merk. Disini jelas bahwa tidaklah mungkin untuk meneliti setiap merk secara rinci, sehingga masyarakat membutuhkan suatu jalan pintas untuk menyederhanakan proses. Dalam kasus seperti itu konsumen tidak berkepentingan dengan pencapaian keputusan yang optimal; mereka hanya ingin membuat keputusan yang “cukup baik”.
c.    Proses Pilihan Pengalaman
Dari perspektif pengalaman, konsumen menentukan pilihan setelah mempertimbangkan perasaan mereka mengenai alternatif, perspektif ini memberi sedikit tekanan pada pengembangan kepercayaan mengenai atribut. Beberapa jenis pilihan konsumen dapat dikatagorikan sebagai proses pengalaman ;
1).   Heuristis afeksi refera
2).   Pengaruh kesadaran merk
3).   Pembelian impulsif
4).   Pengaruh berdasarkan suasana hati.

5.    EVALUASI PASCAAKUISISI
Model proses pascaakuisisi konsumen, meliputi 5 tahap utama :
a.    pemakaian atau konsumsi produk
b.    kepuasan atau ketidakpuasan konsumen
c.    perilaku keluhan konsumen
d.    disposisi barang
e.    pembentukan kesetiaan merk

Sumber:



SEGMENTASI PASAR DAN ANALISIS DEMOGRAFI 

Segmentasi pasar daan analisis demografi sangatlah penting bagi suatu perusahaan. Bagaimana perusahaan tersebut bisa melihat peluang pasar dan melihat kebutuhan pasar. Untuk lebih mengetahuinya, mari kita bahas selanjutnya... 

A. Segmentasi Pasar 

1. Pengertian Segmentasi Pasar 
Definisi segmentasi pasar menurut beberapa ahli: 
a. Swastha & Handoko (1997) 
Segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi–bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen. 

b. Pride & Ferrel (1995) 
Segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli dan sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompok–kelompok pasar yang terdiri dari orang–orang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa. 

c. Swastha & Handoko (1987) 
Yang merumuskan segmentasi pasar adalah suatu tindakan membagi pasar menjadi segmen–segmen pasar tertentu yang dijadikan sasaran penjualan yang akan dicapai dengan marketing mix 

d. Hermawan Kartajaya dkk (2003) 
Dalam bukunya “Rethinking Marketing” segmentasi berarti ‘melihat pasar secara kreatif’. Segmentasi merupakan seni mengidentifikasikan serta memanfaatkan peluang-peluang yang muncul di pasar. Segmentasi memungkinkan pemasar menghindari persaingan langsung. Ini dimungkinkan karena mereka bisa “tampil beda” dengan kompetitornya, melalui perbedaan harga, corak, kemasan, daya tarik promosi, cara distribusi dan service memadai. 

Jadi secara umum dapat diartikan bahwa sgmentasi pasar adalah proses membagi pasar menjadi bagian/bagian konsumen yang tadinya heterogen menjadi konsumen khas yang mempunyai kebutuhan atau sifat yang sama dan kemudian memilih satu atau lebih segmen yang akan dijadikan sasaran. 

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa segmentasi memiliki peranan penting dalam sebuah perusahaan, yaitu pemfokusan alokasi sumber daya manusia, penentuan komponen strategi. 

2. Tujuan Segmentasi Pasar 

a. Memudahkan Pembedaan Pasar
Setiap produk yang dihasilkan adalah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Agar produk tersebut dapat diterima tentunya haruslah sesuai dengan selera konsumen. Sedangkan dilain pihak dengan keadaan pasar yang heterogen dan selera konsumen yang selalu berkembang tentunya sulit untuk dapat diikuti oleh perusahaan secara terus menerus. Dalam hal ini perusahaan akan cenderung mencari sekelompok konsumen yang sifatnya homogen sehingga lebih mudah untuk memahami selera konsumen. Dengan demikian pasar lebih mudah dibedakan dengan kelompok pasar yang lain. 

b. Perbaikan Pelayanan 
Dalam memenuhi kebutuhannya konsumen selalu menginginkan empat hal penting yaitu kualitas barang yang bagus, harga yang terjangkau serta pelayanan yang baik dan memuaskan serta ketepatan waktu. Dari keempat hal tersebut yang sangat dominan adalah perihal pelayanan. Banyak konsumen lari ketempat lain karena masalah pelayanan. Harga dan kualitas kadang menjadi nomor dua dibanding pelayanan. 

c. Strategi lebih terarah 
Dengan melayani konsumen yang sifatnya homogen maka strategi pemasaran yang direncanakan dapat lebih mengarah dalam menyusun marketing mix yang meliputi perencanaan produk, harga, distribusi dan promosinya sehingga menjadi lebih tajam. 

3. Basis Segmentasi Pasar 

Pasar dapat dibagi ke dalam berbagai basis, dan pasar industri dibagi secara berbeda dari pasar konsumen, seperti yang digambarkan di bawah ini. 

a. Segmentasi Pasar Konsumen 
Segmentasi untuk pasar retail (konsumer) dapat dipetakan menjadi sbb : 

1). Segmentasi geografis : segmenteasi berdasarkan pada variabel geografis seperti daerah, iklim, kepadatan penduduk, dan laju pertumbuhan penduduk. 

2). Segmentasi demografis berdasarkan pada variabel-variabel seperti usia, jenis kelamin, etnis, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan status keluarga. 

3). Segmentasi psikografis berdasarkan pada variabel-variabel seperti nilai, sikap, dan gaya hidup. 

4). Segmentasi behavioral berdasarkan pada variabel-variabel seperti laju dan pola penggunaan, sensitivitas harga, kesetiaan akan brand, dan benefit seeker. 

b. Segmentasi Pasar Perusahaan 
Sementara untuk pasar perusahaan (business segment), segmentasi dapat dibedakan : 
1). Segmentasi geografis – berdasarkan pada variabel-variable regional seperti konsentrasi pelanggan, laju pertumbuhan industri regional, dan faktor ekonomi makro internasional 
2). Jenis pelanggan - berdasarkan pada faktor-faktor seperti ukuran organisasi, industrinya, posisi dalam value chain dan lain-lain. 
3). Perilaku pembeli – berdasarkan pada faktor-faktor seperti kesetiaan terhadap produk, pola penggunaan, dan ukuran pesanan 

4. Pola Segmentasi Pasar 

Untuk mengidentifikasai preferensi segmen ada tiga pola segmentasi pasar yang dapat digunakan (Kotler,2003). Pola tersebut adalah: 

a. Homogeneus preference 
Homogeneus preference merupakan pola yang menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang sama terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. 

b. Diffused preference 
Diffused preference merupakan pola yang menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang beragam terhadap suatu produk atau jasa yang ditawarkan 

c. Clustered preference 
Clustered preference merupakan pola yang menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang berkelompok-kelompok. Dimana konsumen yang berada dalam satu kelompok memiliki kesamaan preferensi 

5. Pendekatan Segmentasi 

Sementara itu Kotler, Kartajaya, Huan dan Liu (2003) mengelompokkan pendekatan dalam melakukan segmentasi pasar menjadi tiga, yaitu : 

a. Static Atribut Segmentation 
Static Atribut Segmentation mengelompokkan pasar berdasarkan atribut-atribut statis yang serupa, yang tidak selalu mencerminkan perilaku pembelian atau penggunaan dan tidak secara langsung mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli. Jenis atribut ini mencakup variabel geografi dan demografi. 

b. Dynamic Atribut Segmentation 
Dynamic Atribut Segmentation mengelompokkan pasar berdasarkan atribut dinamis yang serupa, atau atribut-atribut yang mencerminkan karakteristik konsumen. Atribut ini mencakup variabel psikografis dan behavioral. 

c. Individual Segmentation 
Individual Segmentation mengelompokkan pasar atas unit terkecil atau individu. 

6. Target Pasar 

Dalam menetapkan target market perusahaan dapat mempertimbangkan lima pola, dapat dijelaskan sebagai berikut : 

a. Single Segment Concentration 
Single Segment Concentration maksudnya adalah perusahaan dapat memilih satu segmen saja. Perusahaan lebih bisa mencapai posisi yang kuat disatu segmen, dengan pengetahuan yang baik terhadap kebutuhan segmen sehingga bisa diperoleh keuntungan. Namun, konsentrasi di satu segmen mempunyai potensi resiko yang cukup besar, sehingga alasan inilah yang mendasari perusahaan untuk memilih. 

b. Selective Specialization
Selective Specialization maksudnya adalah perusahaan menyeleksi beberapa segmen.Segmen yang dipilih mungkin tidak saling berhubungan atau membentuk sinergi, tetapi masing – masing segmen menjanjikan uang. Strategi ini lebih dipilih oleh perusahaan untuk menghindari kerugian, walaupun salah satu segmennya tidak produktif, tetapi perusahaan tetap memperoleh pendapatan dari segmen yang lain. 

c. Product Specialization 
Product Specialization maksudnya perusahaan berkonsentrasi membuat produk khusus atau tertentu. Melalui cara ini, perusahaan membangun reputasi yang kuat di produk yang spesifik. Namun resikonya tetap ada, yaitu apabila terjadi kekurangan bahan untuk pembuatan produknya atau keterlambatan perubahan. 

d. Market Specialization 
Market Specialization maksudnya adalah perusahaan berkonsentrasi melayani berbagai kebutuhan dalam kelompok tertentu. Perusahaan memperoleh reputasi yang kuat dan menjadi channel untuk semua produk baru yang dibutuhkan dan dipergunakan oleh kelompok tersebut. Resiko akan kerugian akan timbul apabila kelompok tadi mengurangi pembelian. 

e. Full Market Coverage
Full Market Coverage maksudnya adalah perusahaan berusaha melayani semua kelompok dengan produk yang dibutuhkan. Namun, hanya perusahaan besar yang bisa melakukannya. Untuk menciptakan kepuasan konsumen, pemasar dapat melakukan diferensiasi dan menghasilkan lebih banyak penjualan daripada tidak melakukan diferensiasi, namun diferensiasi dapat meningkatkan biaya perusahaan. Secara umum, hal ini tetap akan bermanfaat khususnya apabila dikaitkan dengan strategy profitability, namun demikian perusahaan sebaiknya berhati – hati agar tidak terjadi over segmenting. 

Biaya yang diperkirakan adalah Product modification cost, manufacturing cost, administrative cost, inventory cost, dan promotion cost.

7. Manfaat Segmentasi Pasar 

Salah satu alasan perusahaan melakukan segmentasi untuk meningkatkan efektivitas strategi pemasaran yang telah disusun, serta lebih terarah dan sumber daya perusahaan dapat digunakan secara efektif dan efisien. Segmentasi yang berorientasi pada peningkatan pemasaran akan memberikan keuntungan bagi pebisnis dan pelanggan, yaitu:

a. Menyediakan keinginan dan kebutuhan pelanggan dengan lebih baik 

Produsen dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan pelanggan yang bervariasi dengan menggunakan pola berbeda, insentif dan kegiatan promosi yang bebeda pada setiap segmen yang dituju..

b. Meningkatkan pendapatan 
Lebih sulit bagi produsen untuk menaikkan harga pada seluruh pasar. Kecuali jika produsen mengelompokkan segmen premium yang akan menerima harga yang lebih mahal. Dengan segmentasi perusahaan mengetahui pasar mana yang berpotensi dapat meningkatkan pendapatannya lebih besar. 

c. Peluang untuk tumbuh 
Dengan segmentasi pasar organisasi dapat menciptakan ‘niche product’ yang akan menarik konsumen lain untuk mencoba dan kemudian membeli produk tersebut. 

d. Pasar lebih mudah dibedakan 
Setiap produk yang dihasilkan adalah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Agar produk tersebut dapat diterima tentunya haruslah sesuai dengan selera konsumen. Sedangkan dilain pihak dengan keadaan pasar yang heterogen dan selera konsumen yang selalu berkembang tentunya sulit untuk dapat diikuti oleh perusahaan secara terus menerus. Dalam hal ini perusahaan akan cenderung mencari sekelompok konsumen yang sifatnya homogen sehingga lebih mudah untuk memahami selera konsumen. Dengan demikian pasar lebih mudah dibedakan dengan kelompok pasar yang lain. 

e. Pelayanan kepada pembeli menjadi lebih baik 
Dalam memenuhi kebutuhannya konsumen selalu menginginkan empat hal penting yaitu kualitas barang yang bagus, harga yang terjangkau serta pelayanan yang baik dan memuaskan serta ketepatan waktu. Dari keempat hal tersebut yang sangat dominan adalah perihal pelayanan. Banyak konsumen lari ketempat lain karena masalah pelayanan. Harga dan kualitas kadang menjadi nomor dua dibanding pelayanan. Menyadari hal tersebut maka segmentaasi pasar harus dilakukan agar dapat memberikan pelayanan yang mengarah kepada pasarnya. Bentuk pelayanan yng diberikan oleh perusahaan adalah menyediakan tempat parkir yang luas dan gratis. Pelayanan ini juga dimaksudkan untuk menarik perhatian konsumen. 

f. Strategi pemasaran menjadi lebih mengarah 
Mengingat luas dan beragamnya pasar konsumen, maka akan sulit untuk melayani semua konsumen yang sangat heterogen tersebut. Maka dengan melayani konsumen yang sifatnya homogen maka strategi pemasaran yang direncanakan dapat lebih mengarah dalam menyusun marketing mix yang meliputi perencanaan produk, harga, distribusi dan promosinya sehingga menjadi lebih tajam. 

g. Mendesain Produk 
Mendisain produk-produk yang lebih responsif terhadap kebutuhan pasar karena hanya dengan memahami segmen-segmen yang responsif terhadap suatu stimuli maka pemasar dapat mendisain produk yang sesuai dengan kebutuhan segmen ini. Teknik-teknik riset yang dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir ini seperti Analisis Faktor, Analisis Klaster, Conjoint, dan Discriminant. 

h. Menganalisis Pasar 
Segmentasi pasar membantu pihak manajemen mendeteksi siapa saja yang akan menggerogoti pasar produknya. Para pesaing itu memiliki kemampuan untuk memberikan alternatif pilihan produk bagi konsumen dan tidak sekedar menghasilkan produk yang sama. 

i. Menemukan Ceruk Peluang (nieche) 
Setelah menganalisis pasar, perusahaan yang menguasai segmen pasar dengan baik akan sampai pada ide untuk menenmukan peluang. Peluang ini tidak selalu sesuatu yang besar. 

j. Menguasai posisi yang superior dan kompetitif 
Perusahaan yang menguasai segmen dengan baik umumnya adalah mereka yang paham betul konsumennya. Mereka mempelajari pergeseran-pergeseran yang terjadi di dalam segmennya. 

k. Menentukan Strategi komunikasi yang efektif dan efisien
Komunikasi dengan konsumen akan lebih efektif jika perusahaan tahu persis siapa segmennya termasuk warna favoritnya, jenis musik kesukaan, kegiatan sehari-hari dan pendapatnya pribadi tentang lingkungan sekitarnya. Aplikasi media iklan pun akan berbeda-beda menurut segmennya seperti media cetak ekslusif tentu cocok dengan segmen premium. 

B. Analisis demografi 

Analisis demografi meliputi set metode yang memungkinkan kita untuk mengukur dimensi dan dinamika populasi. Metode ini telah dikembangkan terutama untuk mempelajari populasi manusia, tetapi diperluas ke berbagai daerah di mana peneliti ingin mengetahui bagaimana populasi aktor sosial dapat berubah sepanjang waktu melalui proses kelahiran, kematian, dan migrasi . Dalam kontek smanusia populasi biologi, analisis demografi menggunakan catatan administrasi untuk mengembangkan independen perkiraan penduduk. 

Demografi perkiraan analisis sering dianggap sebagai standar yang dapat diandalkan untuk menilai keakuratan sensus informasi yang dikumpulkan setiap saat. Dalam angkatan kerja , analisis demografi digunakan untuk memperkirakan ukuran dan arus dari populasi pekerja, dalam ekologi populasi fokusnya adalah pada kematian, kelahiran dan pergerakan perusahaan dan institusi bentuk. Analisis demografi digunakan dalam berbagai konteks. Sebagai contoh, sering digunakan dalam rencana bisnis, untuk menggambarkan penduduk terhubung ke lokasi geografis dari bisnis. 

C. Hubungan Segmentasi Pasar dan Analisis Demografi 

Menurut saya, segmentasi pasar dan analisis demografi sangatlah berkaitan. Segmentasi pasar bertujuan untuk menkelompokkan pasar dan analisis demografi mengklasifikasikan penduduk. Jadi, analisis demografi sangat berperan penting terhadap segmentasi pasar, dimana analisis demografi membantu menganalisis calon para konsumen. Hal tersebut tentunya sangat berpengaruh dalam pembentukan strategi pasar. 

Namun analisis demografi juga dapat diterapkan dalam pasar tenaga kerja digunakan untuk menunjukkan pertumbuhan penduduk lambat, penuaan penduduk , dan pentingnya peningkatan imigrasi. Jugadapat untuk membantu organisasi bisnis saat menentukan lokasi calon terbaik di daerah dari toko cabang atau outlet layanan, memprediksi permintaan untuk produk baru, dan untuk menganalisis dinamika tertentu tenaga kerja perusahaan. 


Sumber: